Jumat, 24 September 2010

KETIKA CINTA MENGGUGURKAN DOSA

Nabi Muhammad Saw bersabda:Apakah salah seorang diantara kamu senang, hai kaum isteri, kalau kamu sedang mengandung dari hasil hubungan dengan suaminya, sementara suaminya merasa senang. Sesungguhnya perempuan yang sedang hamil memperoleh pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa sambil berperang dijalan Allah. Apabila mencapai puncak sakit mendekati melahirkan, semua penduduk langit tidak ada yang tahu perkara apa yang disamarkan baginya, berupa ketenangan batinnya. Apabila telah melahirkan, maka tidak ada tetesan air susu yang keluar dari susu ibunya dan tidaklah si bayi menghisap air susu ibunya, kecuali pada setiap tetesan dan isapan dicatat sebagai satu kebaikan. Jika di waktu malamnya ia terjaga maka ia memperoleh pahala, bagaikan pahala memerdekakan tujuh puluh budak yang dimerdekakan di jalan Allah secaar ikhlas. (Diriwayatkan Hasan bin Sufyan dan Thabrani, Ibnu Asakir dari Salamah).


Bandung, suatu hari di bulan Agustus 2008, tiba-tiba si Cinta menyodorkan alat tes kehamilan lengkap dengan tanda dua garis berwarna merah muda di alat uji kehamilan tersebut. Betapa terkejut sekaligus gembira hati saya ketika memegang dan memandanginya dengan seksama alat tersebut. Apakah benar alat tes kehamilan ini menunjukan positif kehamilan??dalam hati saya bergumam. Agar lebih yakin ahirnya kami berdua memutuskan pergi ke dokter kandungan untuk lebih memastikan kehamilan yang sebenarnya. Tak beda jauh dengan hasil alat tes kehamilan yang kami pergunakan, ternyata hasil USG dokter pun membenarkan kalau si Cinta benar-benar positif hamil. Saya tak henti-hentinya bersyukur atas kepercayaan Allah SWT untuk bisa memiliki anak. Memasuki usia kandungan 5 minggu si Cinta terkena morning sickness (*gejala mual atau muntah-muntah di pagi hari), apapun saya lakukan agar si Cinta mau sarapan di pagi hari. “yang, bade tuang naon enjing ayeuna,?” (yang, mau makan apa pagi ini?” (*’yang’ adalah panggilan akrabku pada si cinta) tanyaku sambil tersenyum agar dia mau sarapan pagi ini. “bubur ayam bi Ayi jigana raos enjing-enjing kiyeu mah A, tong hilap teu nganggo bawang sareng daun seledri nya A, bawaaan dede bayi ayeunamah mah sok mual mun ngambeu nu bau-bau teh“ (bubur ayam bi Ayi kayaknya enak pagi-pagi kaya gini A, jangan lupa gak pake bawang sama daun seledri ya A, bawaaan dede bayi sekarang suka mual kalo nyium yang bau-bau) jawabnya padaku lengkap dengan apa saja yang tidak diinginkannya dalam makanan sarapan paginya. Mumpung dia lagi mau makan, saya langsung bergegas pergi membeli bubur ayam bi Ayi yang berada di ujung jalan tempat tinggal kami berdua. Jam di dinding sudah menunjukan pukul 07:18 WIB seakan pertanda bahwa saya harus segera bergegas berangkat kerja.“Susunya sudah Aa siapin di meja, setelah sarapan jangan lupa di minum susunya” pesan saya padanya sebelum berangkat.“iya sayaaaaang..”jawabnya dengan nada sedikit centil. “Assalamualaikum” saya ucapkan padanya “walaikumussalam” kata yang terucap darinya menjawab salamku. Terahir sebelum saya pergi, saya daratkan bibir saya ini di pipi kiri dan kanan serta keningnya, tak lupa juga kecupan saya mampir di perut si Cinta berharap dapat menembus kedalam janin bayi dan bisa merasakan kasih sayang kedua orang tuanya ini. Rasullah Saw bersabda: Sesungguhnya seorang suami apabila memperhatikan isterinya dan isterinya balas memperhatikan suaminya, maka Allah memperhatikan mereka berdua dengan perhatian penuh rahmat. Manakala suaminya merengkuh telapak tangannya, maka berguguranlah dosa-dosa suami isteri itu dari sela-sela jemarinya. (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar Rafi’I dari Sa’id Al Khudzri Ra).

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls